MENGAPA LITERASI KEUANGAN?

Menurut Bank Dunia (2010), hanya 50% dari penduduk di Indonesia memilih untuk menyalurkan tabungannya pada institusi keuangan formal. Di lain pihak, sebanyak 33% dari masyarakat di Indonesia memilih untuk menabung pada sektor keuangan informal. Padahal menabung pada lembaga formal bukan hanya akan menguntungkan bagi penabung dari segi keamanan namun juga berguna bagi pelaku kegiatan ekonomi yang membutuhkan dana.

Sebagai akibat, Hal tersebut berangkat dari pengetahuan yang rendah mengenai produk-produk keuangan formal seperti tabungan maupun investasi seperti yang dilansir oleh survei Mastercard dimana hanya 22 % dari populasi dari penduduk Indonesia yang melek keuangan.

Oleh sebab itu itu, CerdikMapan (Cerdas dan Terdidik Keuangan untuk Masa Depan), organisasi non profit yang dibentuk pada tahun 2016, memiliki misi besar untuk meningkatkan rendahnya tingkat literasi keuangan di Indonesia.